Yang berkorban sebenarnya bukan hanya kita,. Mereka juga berkorban. Mereka tidak bisa berkumpul dengan kita, itu juga merupakan pengorbanan yang amat besar. Tanpa kehadiran kita di tengah-tengah mereka, keadaan mereka bagaikan anak ayam kehilangan induk. Iya kalau kiriman uangnya lancar, kalau tidak, betapa menderitanya mereka. Itu adalah pengorbanan.
Kalau kita menuruti perasaan dan tidak mau berpisah untuk sementara waktu, maka itu adalah sifat cengeng, kolokan dan kekanak-kanakan. Berat berpisah dengan keluarga, bukan karena tidak tega melainkan karena takut hidup di negeri asing, takut menderita, takut kesepian, takut ini itu yang sifatnya egois.
Kapan kita maju,kalau selalu berlindung di ketiak ibu? Kapan kita mandiri, kalau tidak pernah berusaha berdiri sendiri ?
Kalau mau bisa terbang, ya keluarlah dari sarang dan mencobalah terbang sebisa-bisanya. Kalau hanya ngendon di sarang saja, kapan bisa terbangnya? Hempasan angin dan badai justru akan menguatkan sayap kita. Kalau sayap kita kuat, bebaslah ke mana kita mau pergi mencari penghidupan.
Lihat orang-orang perantauan di sekitar kita. Lihat mereka. Orang Cina, orang Padang, orang Yaman, orang India, dan lain-lain, mereka umumnya lebih makmur dibanding kita yang selalu tinggal di kampung halaman, tidak berani merantau. Mengapa begitu? Karena mereka kaum perantau. Perantau jiwanya lebih mandiri, lebih dewasa, dari kita yang selalu bernaung di ketiak ibu.
Rumput yang akarnya kuat dan susah dicabut justru yang tumbuh di tanah cadas, bukan yang tumbuh di tanah gembur. Perantau hidup mandiri jauh dari keluarga. Agar dapat bertahan hidup, dia harus berjuang keras, jatuh bangun, banting tulang dan memeras keringat. Bukan itu saja, dia juga harus hidup hemat dan disiplin, bisa dipercaya dan penuh perhitungan dalam menapaki setiap langkah hidupnya.
Islam sendiri , pada masa Nabi Muhammad SAW baru mulai nampak kepesatan perkembangannya setelah beliau bersama para sahabatnya keluar dari tempat kelahirannya, Makkah dan berhijrah ke Madinah. Dari Madinahlah Islam berkembang ke mana-mana ke seluruh pelosok dunia dan tak ada seorangpun atau suatu bangsapun yang mampu membendungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar